Kata Pengantar
Puji syukur kami
aturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya, kami dapat
menyelesaikan sebuah karya tulis yang berjudul “Pemanasan Global” ini dengan sebaik-baiknya, meskipun terdapat
beberapa kekurangan.
Karya tulis ini
dibuat bertujuan untuk menyelesaikan tugas fisika yang telah diberikan oleh
guru pengajar, yaitu Pemanasan Global pada semester II tahun ajaran 2014/2015. Kami sangat berharap karya tulis
ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
pemanasan global.
Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam karya tulis ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan saran demi
perbaikan karya tulis yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga karya tulis
sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.
Daftar Isi
Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I Pendahuluan
1.1
Latar Belakang 1
1.2
Rumusan Masalah 2
1.3
Tujuan Penulisan 2
BAB II Pembahasan
2.1
Gejala Pemanasan Global 3
2.2
Penyebab Pemanasan Global 3
2.3
Dampak Pemanasan Global 5
2.4
Penanggulangan Pemanasan Global 6
BAB III Penutup
3.1
Kesimpulan 9
3.2
Saran 10
Kepustakaan 11
Tim Penyusun 12
Kliping 13
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pemanasan global adalah suatu istilah yang menunjukan adanya
kenaikan rata-rata temperatur Bumi, yang kemudian menyebabkan perubahan dalam
iklim. Bumi yang lebih hangat dapat menyebabkan perubahan siklus hujan,
kenaikan permukaan air laut, dan beragam dampak pada tanaman, kehidupan liar,
dan manusia. Ketika para ahli ilmu pengetahuan berbicara mengenai permasalahan
perubahan iklim, yang menjadi pusat perhatian adalah pemanasan global yang
disebabkan oleh ulah manusia. Mungkin sulit untuk dibayangkan bagaimana manusia
dapat menyebabkan perubahan pada iklim di Bumi. Namun, para ahli sepakat bahwa
ulah manusialah yang memicu besarnya jumlah gas rumah kaca yang dilepaskan ke
atmosfer dan menyebabkan Bumi menjadi lebih panas.
Dahulu, semua perubahan iklim berjalan secara
alami. Tetapi dengan adanya Revolusi Industri, manusia mulai mengubah iklim dan
lingkungan tempat hidupnya melalui tindakan-tindakan agrikultural dan industri.
Revolusi Industri adalah saat di mana manusia mulai menggunakan mesin untuk
mempermudah hidupnya. Revolusi ini dimulai sekitar 200 tahun lalu dan mengubah
gaya hidup manusia. Sebelumnya, manusia hanya melepas sedikit gas ke atmosfer,
namun saat ini dengan bantuan pertumbuhan penduduk, pembakaran bahan bakar
fosil dan penebangan hutan, manusia mempengaruhi perubahan komposisi gas di
atmosfer.
Semenjak Revolusi Industri, kebutuhan energi
untuk menjalankan mesin terus meningkat. Beberapa jenis energi, seperti energi
yang kita butuhkan untuk melakukan sesuatu, datang dari makanan yang kita
makan. Tetapi energi lainnya, seperti energi yang digunakan untuk menjalankan
mobil dan sebagian besar energi untuk penerangan dan pemanasan rumah, datang
dari bahan bakar seperti batubara dan minyak bumi - atau lebih dikenal sebagai
bahan bakar fosil karena terbentuk dari pembusukan fosil makhluk hidup.
Pembakaran bahan bakar fosil ini akan melepaskan gas rumah kaca ke atmosfer.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Apa sajakah gejala-gejala pemanasan global?
1.2.2
Apakah penyebab dari pemanasan global?
1.2.3
Bagaimanakah dampak dari pemanasan global?
1.2.4
Bagaimana cara menanggulangi pemanasan global?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1
Untuk mengetahui gejala pemanasan global.
1.3.2
Untuk mengetahui penyebab pemanasan global.
1.3.3
Untuk mengetahui dampak pemanasan global.
1.3.4
Untuk mengetahui penanggulangan pemanasan global.
BAB II
Pembahasan
2.1 Gejala Pemanasan Global
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari matahari.
Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya
tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya
menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi akan menyerap sebagian
panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini sebagai radiasi
infra merah gelombang panjang ke angkasa luar.
Namun sebagian
panas tetap terperangkap di atmosfer Bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah
kaca antara lain uap air, karbondioksida, dan metana yang menjadi perangkap
gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi
gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di
permukaan Bumi.
Hal tersebut terjadi berulang-ulang dan
mengakibatkan suhu rata-rata tahunan Bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut
berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya
konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di
bawahnya. Sebenarnya, efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk
hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin,
sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi, akibat jumlah
gas-gas tersebut telah berlebih di atmosfer, pemanasan global menjadi
akibatnya.
2.2 Penyebab Pemanasan Global
1.
Boros Listrik
Penggunan listrik yang wajar dan sesuai kebutuhan tentu
prilaku manusia bijak. Semua orang menginginkan hal tersebut bisa dilakukan
oleh setiap individu. Tapi, ternyata untuk hemat dalam penggunaan listrik
bukanlah pekerjaan yang mudah bagi sebagian besar orang. Akibatnya, hal ini sebagai
penyumbang pemanasan global terjadi. Himbauan atau kampanye hemat listrik (save energy) sudah banyak dilakukan,
tapi tetap saja banyak rumah yang boros dalam pemakaian listrik.
2.
Halaman Runah Tanpa Pepohonan
Tumbuhan hijau atau pepohonan bisa membuat udara menjadi
sejuk dan menetralkan suhu udara sehingga bisa disimpulkan bahwa pohon
(tumbuhan) bisa mengatasi suhu panas yang tinggi. Jika memang benar demikian,
maka selayaknya setiap rumah mau menanam pohon di pekarangan rumahnya. Tapi hal
ini juga tidak dilakukan oleh banyak rumah, apakah lagi rumah di perkotaan yang
lebih memilih membangun gedung daripada menanam pepohonan hijau. Kalau setiap
pekarangan atau halaman rumah tidak ada pohon, maka wajarlah yang namanya
pemanasan global itu terjadi.
3.
Model Rumah Kaca
Salah satu dari banyaknya pemanasan global terjadi karena
model rumah atau gedung dengan konsep rumah kaca. Sehingga dari rumah kaca
memantulkan cahaya ke udara, bukan menyerap sinar matahari. Jika satu atau dua
rumah saja maka tidak terlalu berdampak. Namun yang terjadi bukan saja rumah,
gedung -gedung pencakar langit pun memakai konsep bangunan kaca. Jika yang
terjadi demikian, maka pemanasan global adalah “prestasi” yang dihasilkan dari
banyak rumah dan gedung yang bermodelkan kaca.
4.
Polusi Asap dari Industri Pabrik
Dengan alasan membuka lapangan pekerjaan bagi rakyat
Indonesia, maka banyak pabrik industri yang tumbuh dan berkembang. Tidak lain
dan tidak bukan untuk mensejahterakan rakyat. Supaya bisa mendapatkan
penghasilan dengan bekerja. Masuk akal? Jika pernyataan di atas benar, maka
wajar jika kita mendapatkannya, ya mendapatkan rasa panasnya Bumi karena banyak
polusi asap dari pabrik industri. Ini memang dilema, di satu sisi untuk
kepentingan rakyat, tapi di sisi lain mengorbankan eksistensi Bumi.
5.
Bocornya Lapisan Ozon
Sinar matahari yang memancar ke Bumi tidak langsung
sampai ke Bumi, karena ada lapisan ozon yang melakukan filter terlebih dahulu.
Hal itu jika memang lapisan ozon memang masih normal. Yang terjadi sekarang ini
adalah lapisan ozon sudah menipis bahkan ada yang bilang sudah bocor. Sebuah
sumber mengatakan bahwa: “Berdasarkan pemantauan menggunakan instrumen Total
Ozone Mapping Spectrometer (TOMS) pada satelit Nimbus 7 dan Meteor 3, kerusakan
ini telah menimbulkan sebuah lubang yang dikenal sebagai lubang ozon di kedua
kutub Bumi.”
2.3 Dampak Pemanasan Global
a.
Perubahan Iklim
Terjadinya perubahan musim di mana musim
kemarau menjadi lebih panjang sehingga menyebabkan gagal panen, krisis air
bersih, dan kebakaran hutan. Perubahan iklim yang disebabkan pemanasan global
telah menjadi isu besar di dunia. Mencairnya es di kutub utara dan kutub
selatan yang akan menyebabkan kepunahan habitat di sana merupakan bukti dari
pemanasan global.
b.
Kenaikan Permukaan
Air Laut di Seluruh Dunia
Para ilmuwan memprediksi kenaikan permukaan
air laut di dunia karena mencairnya dua lapisan es raksasa di Antartika dan
Greenland, terutama di pantai timur Amerika Serikat. Namun, banyak negara di
seluruh dunia akan mengalami dampak naiknya permukaan air laut, yang bisa
memaksa jutaan orang untuk mencari pemukiman baru. Maladewa adalah salah satu
negara yang perlu mencari rumah baru akibat naiknya permukaan laut.
c.
Korban Akibat Topan
Badai yang Semakin Meningkat
Tingkat keparahan badai seperti angin topan
dan badai semakin meningkat, dan penelitian yang dipublikasikan dalam Nature
mengatakan: "Para ilmuwan menunjukkan bukti yang kuat bahwa pemanasan
global secara signifikan akan meningkatkan intensitas badai yang paling ekstrim
di seluruh dunia. Kecepatan angin maksimum dari siklon tropis terkuat meningkat
secara signifikan sejak tahun 1981. Hal tersebut diperkirakan didorong oleh
suhu air laut yang semakin meningkat, tidak mungkin mengalami penurunan dalam
waktu dekat.
d.
Gagal Panen
Besar-Besaran
Menurut penelitian terbaru, sekitar 3 miliar
orang di seluruh dunia harus memilih untuk pindah ke wilayah beriklim
sedang karena kemungkinan adanya ancaman kelaparan akibat perubahan iklim dalam
100 tahun. Perubahan iklim ini diramalkan memiliki dampak yang paling parah
pada pasokan air. Kekurangan air di masa depan kemungkinan akan mengancam
produksi pangan, mengurangi sanitasi, menghambat pembangunan ekonomi dan
kerusakan ekosistem. Hal ini menyebabkan perubahan suasana lebih ekstrim antara
banjir dan kekeringan. Menurut Guardian, pemanasan global menyebabkan 300.000
kematian per tahun.
e.
Kepunahan Berbagai
Macam Spesies
Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Nature, peningkatan suhu dapat
menyebabkan kepunahan lebih dari satu juta spesies. Dan karena kita tidak bisa
hidup sendirian tanpa ragam populasi spesies di Bumi, ini akan membawa dampak
buruk bagi manusia.
"Perubahan iklim sekarang ini setidaknya
sama besarnya dengan ancaman terhadap jumlah spesies yang masih hidup di Bumi
akibat penghancuran dan perubahan
habitat." Demikian pendapat Chris Thomas, konservasi biologi dari
University of Leeds.
f.
Hilangnya Terumbu
Karang
Sebuah laporan tentang terumbu karang dari
WWF mengatakan bahwa dalam skenario terburuk, populasi karang akan runtuh pada
tahun 2100 karena suhu dan keasaman laut meningkat. 'Pemutihan' karang akibat
kenaikan suhu laut yang terus-menerus sangat berbahaya bagi ekosistem laut, dan
banyak spesies lainnya di lautan bergantung pada terumbu karang untuk
kelangsungan hidup mereka.
Meskipun luasnya lautan 71 persen dari
permukaan bumi dengan kedalaman rata-rata hampir 4 km, ada indikasi bahwa
hal ini mendekati titik kritis. Bagi terumbu karang, pemanasan dan
pengasaman air mengancam hilangnya ekosistem global. Jadi diperlukan upaya yang
besar untuk menyelamatkan terumbu karang dari kepunahan.
2.4 Penanggulangan Pemanasan Global
a.
Jangan Menebang
Pohon Sembarangan
Pohon merupakan penghasil gas O2
(oksigen) terbesar di dunia. setiap hari kita bernafas membutuhkan oksigen dan pohon-pohonlah
yang setiap harinya menyediakan oksigen untuk kita. Semakin sedikit pohon akan
menyebabkan gas CO2 (karbon dioksida) bisa dengan leluasa berkeliaran
dan akhirnya membuat Bumi semakin panas. Terlepas dari itu kita bernafas
menggunakan oksigen tanpa adanya oksigen mungkin kita tidak akan bisa hidup
sampai sekarang.
b.
Kurangi Menggunakan
Kendaraan Pribadi
Banyaknya pemakaian kendaraan pribadi akan
menyebabkan borosnya penggunaan bahan bakar. Kita semua tau bahwa setiap
kendaraan berbahan bakar minyak akan mengeluarkan gas pembuangan berupa CO2
dan CO. Gas-gas ini bila dalam jumlah yang besar dapat menimbulkan efek gas
rumah kaca yang akhirnya membuat terjadinya global
warming semakin parah. Selama kita masih bisa untuk menggunakan kendaraan
umum, gunakanlah kendaraan umum, hanya gunakan kendaraan pribadi saat kita
memang benar-benar membutuhkannya.
c.
Gunakan Bahan Bakar
Alami dan Ramah Lingkungan
Kendaraan dengan bahan bakar yang ramah
lingkungan misalnya adalah kendaraan dengan bahan bakar listrik. Listrik selain
harganya lebih murah ternyata juga lebih ramah terhadap lingkungan jika
dibanding dengan bahan bakar minyak. Dengan menggunakan kendaraan berbahan
bakar listrik kita tak perlu lagi risau saat harga BBM (Bahan Bakar Minyak)
naik.
d.
Mematikan Lampu di
Siang Hari
Matikan lampu di saat siang hari, meskipun
kita sanggup untuk membayar tagihan listriknya namun kepedulian akan lingkungan
juga sangatlah penting.
e.
Menggunakan Lampu
Hemat Energi
Lampu hemat energi sangat beragam jenisnya,
ada lampu energi dengan bentuk XL seperti “Philip”. Akhir-akhir ini muncul lagi
lampu hemat energi terbaru yang pembuatannya berasal dari gabungan lampu LED (Light Emiting Diode). Lampu hemat energi
sejenis LED akan mampu menghemat energi bahkan lebih dari 60% sehingga kebutuhan
energi dalam negeri bisa tercukupi. Selain itu penggunaan energi yang
berlebihan juga akan menimbulkan terjadinya pemanasan global. Sekarang kita
bayangkan, di Indonesia masih banyak pembangkit listrik tenaga batubara. Jika
kita menggunakan energi secara boros tentu saja pembakaran batubara akan
semakin banyak, namun jika kita bisa berhemat maka pembakaran batubara bisa dihemat
pula. Pembakaran batubara ternyata juga menyumbangkan gas penyebab global warming yang sangat besar.
f.
Melakukan Reboisasi
Banyak tindakan yang telah dilakukan manusia
seperti merusak hutan hanya untuk mencari keuntungan sesaat. Tanpa disadari hutan
yang fungsinya sangatlah vital bagi manusia setiap harinya terus dirusak oleh
sebagian manusia yang tidak bertanggung jawab. Solusinya adalah dengan
menegaskan undang-undang tentang perhutanan dan melakukan reboisasi terhadap
hutan yang sudah gundul. Selain aksi dari penebangan hutan secara liar, hutan
gundul juga bisa disebabkan karena kebakaran dan tanah longsor. Selain bisa mencegah
terjadinya global warming, hutan juga
bisa mencegah terjadinya banjir, tanah longsor dan akan menjadikan suhu menjadi
sejuk dan segar.
g.
Menanam Pohon di
Pekarangan Rumah
Kita memiliki rumah dengan pekarangan yang
tidak digunakan? Manfaatkanlah pekarangan tersebut untuk menanam berbagai macam
tanaman. Kita tak harus menanam pohon jati atau mahoni, kita bisa menanam
tanaman hias atau tanaman lain yang memiliki daun hijau serta memiliki potensi
untuk bisa menghasilkan oksigen. Bayangkan jika semua masyarakat melakukan hal
yang serupa maka kebutuhan akan oksigen sedikit demi sedikit terpenuhi.
h.
Membangun Rumah
dengan Ventilasi yang Cukup
Rumah merupakan kebutuhan pokok bagi setiap
manusia, dengan rumah kita bisa hidup dengan tenang dan damai. Saat membangun
rumah harap perhatikan ventilasi dan tata cahaya yang tepat. Jangan sampai saat
malam hari harus menyalakan AC karena alasan panas dan ventilasi yang kurang. Saat
siang hari, desainlah rumah agar bisa terang tanpa harus menghidupkan lampu dan
desain pula agar sejuk tanpa harus menghidupkan AC atau kipas angin.
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan
bahwa pemanasan global adalah suatu istilah yang menunjukan adanya kenaikan rata-rata
temperatur Bumi, yang kemudian menyebabkan perubahan dalam iklim, sehingga bisa
dikatakan Bumi itu menjadi semakin panas.
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari karya
tulis kami di atas adalah sebagai berikut :
1.
Gejala pemanasan global yang dirasakan oleh manusia,
seperti meningkatnya suhu rata-rata tahunan di bumi dan menumpuknya gas-gas
efek rumah kaca seperti uap air, karbondioksida, dan metana di atmosfer bumi.
2.
Adapun penyebab dari pemanasan global, diantaranya boros listrik, halaman rumah tanpa pepohonan, model rumah kaca, polusi
asap dari industri pabrik, dan bocornya lapisan ozon.
3.
Dampak yang ditimbulkan dari adanya pemanasan lain:
hilangnya terumbu karang, kepunahan berbagai macam spesies, gagal panen
besar-besaran, korban akibat topan badai yang semakin meningkat, kenaikan
permukaan air laut di seluruh dunia, dan perubahan iklim.
4.
Untuk mengatasi dampak dari pemanasan global dibutuhkan berbagai
upaya penanggulangan, seperti membangun rumah dengan ventilasi yang cukup,
menanam pohon di pekarangan rumah, melakukan reboisasi, menggunakan lampu hemat
energi, mematikan lampu di siang hari, jangan menebang pohon sembarangan,
kurangi menggunakan kendaraan pribadi, serta gunakan bahan bakar alami dan
ramah lingkungan.
3.2 Saran
Seperti yang kita ketahui, pemanasan global
merupakan fenomena alam yang belum terlalu dirasakan dampaknya. Jika fenomena
ini tidak ditanggulangi dengan cepat dan tepat, maka akan menimbulkan dampak
yang berbahaya. Saran kami sebagai pelajar sebaiknya kita ikut melestarikan
lingkungan dalam rangka mengurangi pemanasan global. Kita bisa memulainya dari
diri kita sendiri hingga lingkungan masyarakat, serta pemerintah wajib
mencanangkan usaha-usaha untuk mengurangi pemanasan global.
Daftar Pustaka
-
www.silontong.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar