SpongeBob SquarePants

Rabu, 17 Juni 2015

Contoh Makalah Tentang Sistem Imunitas Tubuh Manusia - Tugas Biologi

Sistem Kekebalan Tubuh (imunitas) pada Tubuh Manusia

A.    Definisi Sistem Imunologi atau Imunitas

Imonologi atau imunitas adalah resistensi terhadap penyakit terutama penyakit infeksi. Gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap infeksi disebut sistem imun. Reaksi yang dikoordinasi sel-sel, molekul-molekul terhadap mikroba dan bahan lainnya disebut respons imun. Sistem imun diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup.
Mikroba dapat hidup ekstraseluler, melepas enzim dan menggunakan makanan yang banyak mengandung gizi yang diperlukannya. Mikroba lain menginfeksi sel pejamu dan berkembang biak intraseluler dengan menggunakan sumber energi sel pejamu. Baik mikroba ekstraseluler maupun intraseluler dapat menginfeksi subyek lain, menimbulkan penyakit dan kematian, tetapi banyak juga yang tidak berbahaya bahkan berguna untuk pejamu. Pertahanan imun terdiri atas sistem imun alamiah atau nonspesifik (nature innate/ native) dan didapat atau spesifik (adaptive/ acquired).

B.     Jenis-Jenis Sistem Imun

1.      Sel-Sel Imun Non Spesifik
Sistem imun non-spesifik merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam menghadapi serangan berbagai mikroorganisme, karena sistem imun spesifik memerlukan waktu sebelum dapat memberikan responsnya. Sistem tersebut disebut non-spesifik, karena tidak ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu.
Komponen-Komponen Sistem Imun Non-Spesifik Terdiri Atas
·         Pertahanan fisis dan mekanis
Kulit, selaput lendir, silia saluran nafas, batuk, dan bersin dapat mencegah berbagai kuman patogen masuk ke dalam tubuh. Kulit yang rusak misalnya oleh luka bakar dan selaput lendir yang rusak oleh karena asap rokok akan meningkatkan risiko infeksi.
·         Pertahanan biokimia
Bahan yang disekresi mukosa saluran napas, kelenjar sebaseus kulit, kelenjar kulit, telinga, spermin dalam semen merupakan bahan yang berperan dalam pertahanan tubuh. Asam hidroklorik dalam cairan lambung, lisosim dalarfi keringat, ludah, air mata, dan air susu dapat melindungi tubuh terhadap kuman gram positif dengan jalan menghancurkan dinding kuman tersebut. Air susu ibu mengandung pula laktoferitin dan asam neurominik yang mempunyai sifat antibakterial terhadap Ecoli dan stafilokok.
·         Pertahanan humoral
a.       Komplemen
Komplemen mengaktifkan fagosit dan membantu destruksi bakteri dan parasit dengan jalan opsonisasi. Kejadian-kejadian tersebut di atas adalah fungsi sistem imun nonspesifik, tetapi dapat pula terjadi atas pengaruh respons imun spesifik.
b.      Interferon
Interferon adalah suatu glikoprotein yang dihasilkan berbagai sel manusia yang mengandung nukleus dan dilepas sebagai respons terhadap infeksi virus. Interferon mempunyai sifat antivirus dengan jalan menginduksi sel-sel sekitar sel yang telah terserang virus tersebut. Di samping itu, interferon dapat pula mengaktifkan natural killer sel-sel NK untuk membunuh virus dan sel neoplasma.
c.       C-Reactive Protein (CRP)
CRP dibentuk tubuh pada keadaan infeksi. Perannya ialah sebagai opsonin dan dapat mengaktifkan komplemen.

·         Pertahanan selular
Fagosit/makrofag dan set NK berperan dalam sistem imun non-spesifik selular.
a.       Fagosit
Meskipun berbagai set dalam tubuh dapat melakukan fagositosis, set utama yang berperan pada pertahanan non-spesifik adalah set mononuklear (monosit dan makrofag) serta set polimorfonuklear seperti neutrofil. Kedua golongan set tersebut berasal dari set hemopoietik yang sama.
Fagositosis dini yang efektif pada invasi kuman akan dapat mencegah timbuinya penyakit. Proses fagositosis terjadi dalam beberapa tingkat sebagai berikut: kemotaksis, menangkap, membunuh, dan mencerna.
b.      Natural killer cell (sel NK)
Set nk adalah set limfosit tanpa ciri-ciri set limfoid sistem imun spesifik yang ditemukan dalam sirkulasi. Oleh karena itu disebut juga set non b non t atau set populasi ketiga atau null cell. Set nk dapat menghancurkan set yang mengandung virus atau set neopiasma. Interferon mempercepat pematangan dan meningkatkan efek sitolitik set nk
2.      Sistem Imun Spesifik
Berbeda dengan sistem imun nonspesifik, sistem imun spesifilk mempunyai kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya. Benda asing yang pertama timbul dalam badan yang segera dikenal sistem imun spesifik, akan mensensitasi sel-sel imun tersebut. Bila set sistem tersebut terpajan ulang dengan benda asing yang sama, yang akhir akan dikenal lebih cepat dan dihancurkannya. Oleh karena itu sistem tersebut disebut spesifik.
Sistem imun spesifilk dapat bekeria sendifi untuk menghancurkan benda asing yang berbahaya bagi badan, tetapi pada umumnya terjalin kerja sama yang baik antara antibodi, komplemen, fagosit dan antara set T-makrofag. Oleh karena komplemen turut diaktifkan, respons imun yang terjadi sering disertai dengan reaksi inflamasi.

·         Sistem Imun Spesifilk Humoral
Yang berperan dalam sistem imun spesifik humoral adalah limfosit B atau set B. Set B tersebut berasal dari set asal multipoten. Pada unggas set asal tersebut berdiferensiasi menjadi set B di dalam alat yang disebut Bursa Fabricius yang letaknya dekat kloaka. Bila set B dirangsang benda asing, set tersebut akan berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi set plasma yang dapat membentuk antibodi. Antibodi yang dilepas dapat ditemukan di dalam serum. Fungsi utama antibodi ialah mempertahankan tubuh terhadap infeksi bakteri, virus dan netralisasi toksin.
·         Sistern Imun Spesifik Selular
Yang berperan dalam sistem imun spesifilk selular adalah limfosit T atau set T. Set tersebut juga berasal daril set asal yang sama seperti set B, tetapi proliferasi dan diferensiasinya terjadi di dalam kelenjar timus. Berbeda dengan set B, set T terdiri atas beberapa subset set yang mempunyai fungsi yang berlainan.
Fungsi sel T umumnya ialah:
Ø  Membantu set B dalam memproduksi antibody
Ø  Mengenal dan menghancurkan sel yang terinfeksi virus
Ø  Mengaktifkan makrofag dalam fagositosis
Ø  Mengontrol ambang dan kualitas sistem imun
Sel T terdiri atas beberapa subset sel sebagai berikut:
·         Sel Th (T helper)
Sel Th dibagi menjadi Th1 dan Th2. Th2 menolong sel B dalam memproduksi antibodi. Untuk memproduksi antibodi, kebanyakan antigen (T dependent antigen) harus dikenal terlebih dahulu, baik oleh sel T maupun sel B. Sel Th (Th1) berpengaruh atas sel Tc dalam mengenal sel yang terkena infeksi virus, jaringan cangkok alogenik dan sel kanker. Istilah sel T inducer dipakai untuk menunjukkan aktivitas sel Th yang mengaktifkan subset sel T lainnya. Sel Th juga melepas limfokin; limfokin asal Th1 mengaktifkan makrofag, sedang limfokin asal sel Th2 mengaktifkan sel B/sel plasma yang membentuk antibodi.
·         Sel Ts (T supresor)
Sel Ts menekan aktivitas sel T yang lain dan sel B. Menurut fungsinya, sel Ts dapat dibagi menjadi sel Ts spesifik untuk antigen tertentu dan sel Ts non-spesifik.
·         Sel Tdh atau Td (delayed hypersensitivity)
Sel Tdh adalah sel yang berperan pada pengerahan makrofag dan sel inflamasi lainnya ke tempat terjadinya reaksi lambat. Dalam fungsinya, memerlukan rangsangan dari sel Thl.
·         Sel Tc (cytotoxic)
Sel Tc mempunyai kemampuan untuk menghancurkan sel alogpnik, sel sasaran yang mengandung virus dan sel kanker. Sel Th dan Tc disebut juga sel T regulator sedang sel Tdh dan sel Tc disebut sel efektor. Dalam fungsinya, sel Tc memerlukan rangsangan dari sel Th.
·         Sel K
Sel K atau ADCC (Antibody Dependent Cell Cytotoxicity) adalah sel yang tergolong dalam sistem imun non-spesifilk tetapi dalam kerjanya memerlukan bantuan imunoglobulin (molekul dari sistem imun spesifik).

C.    Jenis Sistem Imun Menurut Sifatnya

1.      Sistem Kekebalan Alami
Kekebalan (imunitas) terhadap suatu penyakit yang dimiliki tubuh tanpa perlakuan tertentu ini dinamakan kekebalan alami/kekebalan perolehan (aquired immune). Contoh kekebalan alami yang lain adalah kebalnya bayi terhadap beberapa penyakit setelah menyusu pada hari pertama. Di dalam air susu ibu tersebut terkandung kolostrum yang kaya antibodi dan mineral. Kekebalan bayi ini bertahan beberapa hari sampai beberapa minggu.
2.      Sistem Kekebalan Buatan
Kekebalan buatan adalah suatu bentuk kekebalan tubuh yang sengaja dibuat atau ditumbuhkan melalui pemberian vaksin. Vaksin adalah bibit penyakit (kuman/antigen) yang telah dilemahkan. Proses pemberian vaksin dalam tubuh disebut vaksinasi.
Contohnya jika menginginkan tubuh memproduksi antibodi tetanus, maka seseorang disuntik bakteri tetanus yang telah dilemahkan. Vaksin tetanus yang masuk tersebut akan dianggap tubuh sebagai antigen sehingga tubuh akan memproduksi antibodi. Akibatnya tubuh menjadi kebal terhadap tetanus jika suatu saat penyakit tersebut menyerang. Kekebalan yang dibuat oleh tubuh dengan pemberian vaksin ini dinamakan kekebalan buatan dan termasuk kekebalan aktif karena tubuh membentuk antibodi sendiri.

Kekebalan karena vaksinasi biasanya memiliki jangka waktu tertentu, sehingga pemberian vaksin harus diulang lagi setelah beberapa lama. Hal ini dilakukan karena jumlah antibodi dalam tubuh semakin berkurang sehingga imunitas tubuh juga menurun.
Secara garis besar, vaksin dikelompokkan menjadi 4 jenis yaitu:
·         Vaksin Bacille Calmette-Guerin (BCG), polio jenis sabin, dan campak. Vaksin ini terbuat dari mikroorganisme yang telah dilemahkan.
·         Vaksin pertusis dan polio jenis salk. Vaksin ini berasal dari mikroorganisme yang telah dimatikan.
·         Vaksin tetanus toksoid dan difteri. Vaksin ini berasal dari toksin (racun) mikrooganisme yang telah dilemahkan/diencerkan konsentrasinya.
·         Vaksin hepatitis B. Vaksin ini terbuat dari protein mikroorganisme.

D.    Cara Kerja SIstem Imun

Sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh.
Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.

E.     Manfaat Sel Imun
·         Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme  atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh.
·         Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak  untuk perbaikan jaringan.
·         Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal Sasaran utama: bakteri patogen & virus Leukosit merupakan sel imun utama (disamping sel plasma, makrofag, & sel mast).

F.     Respons Imun

Tahap-tahapnya adalah sebagai berikut.
1.      Deteksi & mengenali benda asing.
2.      Komunikasi dgn sel lain untuk berespons.
3.      Rekruitmen bantuan & koordinasi respons.
4.      Destruksi atau supresi penginvasi

G.    Penyakit Sistem kekebalan tubuh

Penyakit dan gangguan sistem kekebalan tubuh yang dikategorikan tergantung dari aktivitas sistem kekebalan tubuh itu sendiri. Sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif berpotensi banyak untuk membahayakan kesehatan, dari pada sistem kekebalan tubuh yang kurang aktif. Berikut ini adalah daftar gangguan sistem kekebalan tubuh, tergantung pada aktivitas sistem kekebalan tubuh.
1.      Sistem kekebalan tubuh kurang Aktif bisa menyebabkan:
·         Immune Deficiency Conditions
·         SCID (Severe Combined Immunodeficiency)
·         AIDS
2.      Sistem kekebalan yang terlalu aktif bisa menyebabkan:
·         Alergi (yang disebabkan oleh jenis makanan, obat-obatan, sengatan serangga, atau zat tertentu)
·         Anafilaksis
·         Asma
·         Penyakit autoimun

H.    Kesimpulan

Imonologi atau Imunitas adalah resistensi terhadap penyakit terutama penyakit infeksi. Gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap infeksi disebut sistem imun. Reaksi yang dikoordinasi sel-sel, molekul-molekul terhadap mikroba dan bahan lainnya disebut respons imun. Sistem imun diperlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup.

I.       Saran

Menurut kami, system imun itu sanagat penting bagi kehidupan kita karena apabila system imun tersebut terganggu, maka tubuh kita akan mudah terserang berbagai macam penyakit. Maka dari itu, sebaiknya kita menjaga imunitas tubuh kita dengan cara berolahraga dan mengonsumsi makanan yang bergizi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar